This blog was inspired by a quote from the legendary philosopher Rene Descartes; I think, therefore I am; cogito ergo sum; je pense donc je suis. And now I’m presenting my original thoughts; the Tiara Thoughts. Please, make yourself at home.

30.10.08

Sarah Palin-Politikus Terpanas di Negeri Paman Sam


Sosoknya dipuja sekaligus dibenci. Padahal dia hanya seorang ibu berputra lima yang kebetulan terjun di ranah politik.

Penyanyi fenomenal, Madonna, mendadak berang di sela pagelaran tur konser bertajuk Sticky and Sweet di Meadowlands, New Jersey, Amerika Serikat (AS), itu. Di hadapan penontonnya ia bersuara lantang, “Sarah Palin tak bisa datang ke pesta ini. Ia tidak akan ada dalam pertunjukan saya. Ia tak akan pernah ada dalam pertunjukan saya!” serunya. Di mata Madonna, Palin memiliki temperamen yang buruk, “Saya melarang keras ia hadir dalam pertunjukan itu!” tandasnya.

Dan, jika Palin bersikukuh untuk hadir---meski kemungkinan itu kecil sekali---Madonna tak segan-segan menendang bokongnya, “Anda tahu siapa yang bisa menyingkir dari jalan saya? Sarah Palin! Saya akan menendang bokongnya jika ia tidak menyingkir dari jalan saya!”

Untunglah, kecaman Madonna tadi bukan yang pertama kali dialami calon wakil presiden dari Partai Republik ini. Beberapa waktu sebelumnya, saat John McCain mempublikasikan Palin---yang juga menjabat Gubernur Alaska---sebagai pendampingnya, dalam pemilihan presiden AS, sontak gelombang protes membahana di seluruh AS.

Rakyat AS menilai John McCain tidak konsisten dengan menunjuk Sarah Palin sebagai wakilnya. Ini karena, McCain sempat menyerang habisa-habisan resume karir politik Obama yang dianggapnya minim. Tapi, malahan McCain mencomot Palin yang juga tak kalah minim perjalanan karir politiknya!

Dengan pengalaman eksekutif yang nyaris nol---yakni baru berkiprah sebagai gubernur Alaska selama dua tahun---begitu pula dengan pengalaman poltik luar negeri yang bahkan sama sekali tidak ada, walhasil jika rakyat AS mencurigai alasan McCain meminang Palin, karena faktor daya tariknya. Ya, tak dipungkiri Palin memiliki sosok yang menarik untuk dipandang. Apalagi, ia seorang perempuan muda yang mempunya suami berparas rupawan. Tak pelak, bagi rakyat AS, melihat Palin di layar kaca tak ubahnya menyaksikan sinetron ala Indonesia.

Salah satu pemicu kontroversi di seputar Palin adalah ‘kegagalan’ Palin berkarir sebagai ibu rumahtangga. Sebagai gubernur Alaska, Palin mengeluarkan kebijakan ketat mengenai pendidikan seks bagi remaja. Ternyata, putrinya sendiri, Bristol Palin, kedapatan hamil di luar nikah, “Putri kami, Bristol yang cantik, mendatangi kami dengan berita, yang sebagai orang tua kami tahu hal itu akan membuat dia tumbuh lebih cepat dari yang pernah kami rencanakan. Kami bangga terhadap keputusan Bristol, untuk mempertahankan bayinya dan lebih bangga lagi akan menjadi kakek dan nenek," kata Sarah dan Todd Palin

Selama ini, Partai Republik dikenal keras terhadap orangtua dari anak perempuan yang hamil di luar hubungan pernikahan. Mereka berpendapat bahwa kasus kehamilan di luar nikah adalah sebuah tragedi bukti kegagalan orangtua, tapi, tidak demikian halnya menyoal kasus Bristol, “Menurut pandangan Senator McCain, ini merupakan masalah pribadi keluarga. Sebagai orangtua, pasangan Sarah dan Todd Palin mencintai putrinya tanpa syarat dan akan mendukungnya,” kata juru bicara McCain, Steve Schmidt.

Hal lain yang membuat kapasitas Palin sebagai wakil presiden AS mendatang diragukan, yakni fakta bahwa suaminya, Todd Palin, pernah menjadi anggota sebuah kelompok poltik yang mendukung pemisahan Alaska dari Amerika.

Selain nasionalisme Palin yang dipersoalkan, kubu anti Palin juga mempertanyakan kepeduliannya terhadap keluarganya. Sebab, salah satu putranya, Trig, mengidap kelainan bawaan dan membutuhkan perhatian khusus. Ini membuat rakyat AS bertanya-tanya, apakah jika terpilih sebagai wakil presiden kelak, Sarah bisa memberi perhatian khusus kepada bayinya, dan anggota keluarganya yang lain?

Lantas, apakah Palin gentar terhadap pelbagai kecaman tersebut? Tampaknya tidak. Pasalnya, Palin sudah memiliki jiwa seorang pejuang sejak dulu. Di masa remajanya, Palin kerap menemani ayahnya, Chuck Heath, berburu. Itulah mengapa dia terbiasa menggunakan senjata.

Cita-cita Palin muda adalah menjadi seorang wartawan, tapi karena tidak punya biaya, Palin mengikuti kontes kencatikan di Alaska di tahun 1984, supaya bisa mendapatkan hadiah untuk membiayai kuliahnya. Keputusan Palin terbukti benar. Ia memenangkan kontes kecantikan itu---walau hanya sebatas juara runner up---dan berhak atas beasiswa senilai lima ribu poundsterling. Walhasil, Palin pun melenggang ke Universitas Idaho, dan mempelajari ilmu jurnalistik.

Seperti kebanyakan kontes kecantikan, Palin ‘terpaksa’ mengenakan busana seksi selama kontes berlangsung. Sialnya, foto-foto panas Palin bermunculan saat ia tampil sebagai cawapres di pemilu AS. Yang menarik, sesaat sebelum McCain menggaet Palin sebagai cawapres, majalah mode kenamaan, Vogue, telah lebih dulu meminta Palin tampil di sampulnya dengan busana lumayan minim. Akibatnya, beberapa jam sesudah McCain mengumumkan penunjukan Palin, foto-foto seksi Palin pun secara masif beredar di dunia maya. Dan ia pun mendapat julukan hot politician.

Sejatinya, Palin adalah seorang pekerja keras yang bersajaha. Saat melangsungkan pernikahan dengan Todd Palin, kekasihnya sejak SMU, pada tahun 1988, mereka menggelar pernikahan yang sederhana. Sebelum menjabat sebagai gubernur di Alaska, Palin pernah menjajal beragam profesi, salah satunya sebagai reporter televisi.

Pelbagai kontroversi seputar Palin, dan kisah hidupnya yang dramatis, rupanya ampuh menarik dukungan dari warga Hollywood pro Republik, termasuk mengumpulkan dana kampanye bagi pasangan McCain-Palin. "Dia sungguh mempunyai sihir kebintangan dan semacam kandidat yang justru diinginkan Hollywood (untuk difilmkan). Saya menawarkan diri menjadi penggalang dana atas namanya," aku kepala MGM Harry Sloan, salah seorang tokoh Republik di Hollywood yang paling vokal.

Sejumlah jajak pendapat juga menyebutkan, Sarah Palin makin memperuncing pertandingan merebut tiket ke Gedung Putih, dan sekaligus menaikan gairah para pendukung McCain yang sebelumnya apatis, termasuk menarik dukungan kalangan perempuan, warga desa dan mereka yang bermukim di wilayah-wilayah selatan AS.

Menurut beberapa pengamat politik di Hollywood, kemunculan Palin menyedot perhatian para pembuat film, produser, dan para eksekutif dunia gemerlap lainnya, yang sesungguhnya terpesona pada kisah perjalanan hidupnya---bukan karir politiknya---terutama kepada citranya yakni seorang ibu yang yang tergila-gila berolahraga (hockey mom) dan gemar berburu satwa liar.

"Ada banyak orang yang tertarik pada drama. Sarah Palin, ibu berputera lima yang mampu mengokang senapan, itu jelas satu karakter yang menarik (untuk difilmkan). Mereka boleh saja berseberangan secara politik dengan Palin, tapi mereka tak pelak terbangkitkan selera (sinematiknya)," tutur Joel Fox, seorang analis politik di negeri itu.

(Tulisan ini juga dapat dibaca di majalah Eksekutif News edisi Oktober 2008)

No comments: